
Bel sebentar lagi berbunyi, tanda kelas pertama akan dimulai. Seseorang berlarian di sepanjang lorong untuk mendahului guru masuk kelas. Wajahnya memerah dan nafasnya terengah-engah. Tiba-tiba menghampiriku sambil tersenyum.
“Maaf, boleh aku duduk disini?”
“Kamu tahu?”
“Apa?”
“Siapa cepat, dia dapat.”
“Tapi kalau aku duduk di belakang, aku nggak bisa lihat dengan jelas.”
“Oh, aku paham. Tapi… Ya udahlah.”
Ia duduk dekat dengan teman mainnya. Sepanjang pelajaran pertama ia asik bersenda gurau. Aku kira, ia memang butuh, bahkan sangat butuh bangku depan itu. Ternyata ada keinginan lain. Aku merasa sangat menyesal. Sangat menyesal. Tekadku bulat. Besok, lusa, atau kapanpun aku akan datang selalu lebih awal untuk mendapatkan bangku paling depan. Tujuanku jelas, bukan untuk bercanda. Namun untuk terus memperbaiki diri.
“Maaf, boleh aku duduk disini?”
“Kamu tahu?”
“Iya, ‘Siapa cepat, dia dapat’, kan? Kamu pun tahu kalau aku susah paham bila duduk di belakang. Ayolah, kawan.”
“Fokus belajar, ya! Paham itu karena kamu fokus. Adab itu!”
Kejadiannya berulang. Aku menyesal untuk kedua kalinya. Aku menggerutu. Berkali-kali. Keningku mengernyit setiap kali ia bercanda. Sama sekali tidak memperhatikan.
“Maaf, maaf, maaf banget.”
“Nih, kamu pernah lihat?”
“Apa maksudnya? Aku tidak paham.”
“Untuk apa kamu minta bangku yang paling depan dengan berbagai cara. Padahal ada keinginan busuk yang kamu cari.”
“Keinginan busuk apa? Jaga mulutmu.”
“Kelihatannya baik bila kamu di depan, itu pun dengan alasan yang luar biasa hebat. Ternyata cuma biar bisa main dengan temanmu.”
Beranda penuh dengan urusan kekuasaan. Mengutip dari buku Habiburrahman El Shirazy dalam karyanya yang berjudul Api Tauhid, Badiuzzaman Said Nursi pernah mengatakan, “A’udzubillahi minas siyasah”. Selain dari beratnya tanggung jawab kekuasaan, hal ini juga sangat mengganggu rasa cintanya kepada ilmu.
Maka, berilmu dulu sebelum beramal. Beradab sebelum berilmu. Beriman sebelum beradab. Agar nanti ketika beramal, sesuai dengan ilmunya. Ketika berucap penuh tata krama. Semua dengan iman yang luar biasa.
Yuk, penuhi beranda dengan hal-hal positif. Berbagi berita yang jelas asal-usulnya. Penuh kehati-hatian ketika mengunggah sesuatu. Jangan mudah terpengaruh dengan surat kaleng. Apalagi hoax yang bergentayangan!
- Sparkling Life - 03/02/2025
- Semua Bukan Hanya Tentang Aku – Bagian 2 - 27/01/2025
- Lisan Manusia - 03/09/2024