
Kala itu… Sinar mentari disore hari akan segera pergi, menyisakan sekelumit ataupun seabrek kenangan, kisah, dan hikmah bagi orang yang menyaksikannya. Entah itu bersama pasangan, teman sejati, ataupun seorang diri.
Senja, menandakan sebentar lagi mentari akan kembali ke peraduannya, sinar hangatnya menerpa jatuh tepat diraga bahkan merasuk kedalam jiwa bahwa sungguh indah sekali apa yang sudah tercipta, menandakan bahwa manusia sangatlah kerdil dan lemah di hadapan-Nya. Namun sayang, banyak diantara manusia masih menyombongkan apa yang dipunya, yang tidak lain dan tidak bukan hanyalah titipan sementara.
Kala itu… senja, di puncak sana, teramat indah nuansanya, mencairkan suasana, bagi pasangan (yang halal) yang sedang dimabuk cinta, bercengkrama bersama di dalam tenda, ataupun mengabadikan momen bersama pasangan, kawan, ataupun sesosok pemuda yang sendirian, terlihat dari raut muka mereka memancarkan aura kebahagiaan dari paras tampan maupun jelita.
Senja, indah sekali langit melukiskannya, menandakan sang mentari akan segera tenggelam di ufuk barat sana bersama awan, bak samudera di lautan lepas sana. Senja juga menyampaikan pesan tersirat kepada umat manusia, ketika setiap senja, dan mentari kembali ke tempat peraduannya, menandakan bahwa manusia semakin menua, dengan segenap pahala ataupun dosa yang sudah dilakukan pada hari itu juga.
Namun kita umat manusia, entah menyadari atau tidak akan kehadirannya. Semoga pesan senja ini mengingatkan kita bahwa kita semakin menua, yang harus mengisi hari hari dengan munajat dan do’a, memohon ampunan dan ridho-Nya, dan harus menyiapkan segalanya, untuk mengahadap Allah Azza Wa Jalla kelak di akhirat sana, sehingga kita bisa meraih Jannah-Nya. Aamiin.
Weleri, 18 April 2020
Penulis Daffa Alif Rahmanda
- Sparkling Life - 03/02/2025
- Semua Bukan Hanya Tentang Aku – Bagian 2 - 27/01/2025
- Lisan Manusia - 03/09/2024