
Buatlah kilauan-kilauan itu bermakna. Dengan pendengaran, penglihatan, dan hati atau pikiran yang jernih, memahami siapa kita? Dari mana kita berasal? Dimana kita berada saat ini? Dan kemana kita akan kembali?
Buatlah kilauan-kilauan itu bermakna. Dengan duduk sejenak yang nyaman, di malam yang tenang, merenung, mengingat kembali apa yang telah dilalui? Apa yang sedang dikerjakan? Dan apa yang dipersiapkan untuk masa depan?
Buatlah kilauan-kilauan itu bermakna. Dengan menyadari bahwa kita adalah sutradara utama kehidupan kita. Dimana kita akan menikmati mahakarya kita di hari perhitungan amal, akankah kita bahagia atau menyesal telah berperan dengan semena-mena.
Buatlah kilauan-kilauan itu bermakna. Dengan memahami “guidebook” sandiwara dunia, bukankah telah dikabarkan tentang masa lalu untuk diambil pelajaran, masa ini untuk diperbaiki, hingga masa depan untuk dipersiapkan dengan bekal yang mengenyangkan.
Telah dikatakan siang adalah waktu bekerja, malam sebagai selimut istirahatnya. Telah dikatakan manusia bersifat suka mengeluh saat sempit dan lupa saat lapang. Telah dikatakan akan datang hari yang pasti terjadi seluruh manusia dan jin dikumpulkan, keadaan sangat sunyi, tiada kata terucap kecuali yang diizinkan.
Lalu, sudahkah kita mengikuti “guidebook” naskah sandiwara dunia, atau kita sendiri selaku sutradara telah merubah-rubahnya?
- Sparkling Life - 03/02/2025
- Semua Bukan Hanya Tentang Aku – Bagian 2 - 27/01/2025
- Lisan Manusia - 03/09/2024