Sedikit Catatan Kehidupan #1

Jangan dibaca catatan ini dalam keadaan bahagia, jangan pula catatan ini dibaca dalam keadaan sedih, bacalah dalam keadaan kau telah merenung sedalam-dalamnya. Dan apapun yang ada di dalamnya adalah dirimu! Benar-benar dirimu, lalu bacalah!

Dengan segala hormat, ku menulis sebuah catatan penuh makna tersirat. Dengan segala kerendahan hati, ku tangisi catatan yang berdebu tanpa henti. Bilamana bermanfaat, aku akan sebarkan kepada umat. Tak perlu sebut siapa yang menulis ini, sebab ku tak pantas menjadi sumber catatan yang mungkin abadi.

Bagaimana aku masuk Surga, bilamana aku sering menabung dosa. Bagaimana ceritanya aku hidup kembali dalam keadaan senang, bilamana dalam hidup aku selalu tenang. Lalu bagaimana pula aku dapat disambut baik oleh malaikat, bilamana aku dengan mudah selalu menunda taubat. Lalu bagaimana dan seperti apa nantinya aku membaca catatan amalku dengan bahagia, bilamana makhluk yang tak pernah bermaksiat membentakku dan melemparkan catatan amal penuh keburukan yang gelap gulita.

Ku memikirkan diriku yang lupa dengan kehidupan, seperti mayat bergerak yang suka mengumpulkan perhiasan. Merenung tentang penciptaan, namun berujung pada kemaksiatan. Berusaha memperbaiki diri dan beranjak menuju kebaikan, dan akhirnya mengulangi kesalahan.

Baca Juga: Semua Bukan Hanya Tentang Aku

Aku menutup diriku penuh malu, bukan karena aku punya malu. Aku merasa malu, bukan karena melakukan maksiat melulu. Aku sangat malu, bukan karena sedikit pahala yang berhasil memenuhi tabunganku. Aku malu, bersebab Dia melihatku.

Bersebab aku akan melihat, rekaman kehidupanku dari awal ditiupkan ruh hingga ruh tak lagi melekat. Bersebab perhitungan yang sangat akurat tentang apa, dimana, kapan, aku bermaksiat. Bersebab tak ada sedetik pun yang terlewat, maka aku malu lalu menuliskan catatan penuh makna yang tersirat.

Apapun yang ada di sekitarku menjadi saksi bisu, yang kehilangan bisunya ketika mengungkapkan segala hal yang telah berlalu. Apa yang perlu dibanggakan dari kehidupan yang tak semanis madu, hidup yang penuh dengan duri, pisau, dan peluru.

Info Penulis: MMA

TintaMu
Author: TintaMu

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page

Beranda
Akun
Cari
Ajukan
Karya
Utsman
HW '24