
“Idih-idih.” tiba-tiba pandangannya teralihkan karena berpapasan dengan seorang gadis yang begitu anggun. “Lihat jalanmu!” katanya dengan nada meninggi dan matanya membesar seperti ingin memberitahu sesuatu. “Aku melihat bi…” jawabnya terhenti dan bug! Lelaki itu berlumuran air comberan. “Dasar mata keranjang!” bentak gadis itu dan bug! Tumpukan bihun yang diangkat seseorang jatuh menimpa kepalanya. “Dasar mata gelap!” bentak lelaki itu ikut mengomel. Sontak orang-orang di sekitarnya memandang penuh mereka.
Lelaki itu mengibas-ngibaskan tangannya yang penuh lumut hitam. Masam mukanya. Tak lagi menoleh kepada gadis itu. Juga tidak penasaran dengan apa yang terjadi kepadanya. Dia pergi begitu saja sambil menggerutu. “Elok parasnya, nyatanya garang macam singa!”
Gadis itu memungut bungkusan-bungkusan bihun yang berserakan. “Mbak! Kalau jalan tengok depan dong!” bentak penjual bakso sambil ikut memungut bungkusan bihun. “Maaf, pak. Maafkan saya.” jawab gadis itu lembut berharap dimaklumi. Dia tersipu malu sampai menunduk dalam-dalam dan tidak berani menatap penjual bakso. Lalu pergi meninggalkannya sambil menggerutu. “Ih, semua ini gara-gara lelaki tadi! Rasain tuh comberan!”
Berat, sangat berat, dan memang benar-benar berat. Bagi kami kaum Adam dalam menjaga pandangan merupakan ujian yang berat. Tidak semua laki-laki dengan mudah menjaga apa yang dilihat. Putih, mulus, tak bernoda, dan sebagainya. Astaghfirullah! Apalagi dimasa-masa muda yang mulai merasakan getaran-getaran cinta. Kesana-kemari mata ini berputar-putar, melirik-lirik, dan menunduk tajam.
Namun, menjaga pandangan juga diharuskan bagi kaum Hawa. Memanglah berat dimasa muda menjaga mata dari memandang lelaki yang parasnya menggetarkan jiwa. Bila cinta melekat, tai ayam pun terasa coklat. Begitu katanya. Apalagi bila mereka telah terikat dalam janji suci dengan suaminya. Suami tetangga terlihat lebih tampan, rupawan, bahkan jutawan. Astaghfirullah! Sama-sama beratlah kawan!
Tak salah bila kita tak sengaja memandang seseorang hingga muncul perasaan. Pandangan pertama masih dimaafkan. Tapi bukan berarti kita tidak mengalihkan pandangan karena menganggap ah ini pandangan pertama dinikmati dulu saja! Bukan begitu konsepnya! Hati-hati basah.
Menjaga pandangan itu bukan hanya dimaknai dengan menundukkan pandangan. Terus menunduk dan menunduk. Bukan pula begitu konsepnya! Masak iya naik kendaraan terus menunduk sampai menyeruduk. Lalu bagaimana? Menjaga pandangan itu bersegera dalam mengalihkan. Sadar apa yang dilihat itu salah, maka berpalinglah. Tahu apa yang dilihat itu tidak baik, maka segera menunduk. Alihkan pandangan itu kepada hal lain. Boleh ke kanan juga ke kiri. Ke atas pun ke bawah. Ingat! Menjaga pandangan itu bersegera dalam mengalihkan!
Sebagaimana perintah Allah dalam hal adab bergaul dengan lawan jenis. Qur’an Surah An Nur ayat 30 untuk laki-laki dan ayat 31 untuk perempuan.
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَـٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ ٣٠
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. [QS. An Nur: 30]
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَـٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَـٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ… ٣١
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan …” [QS. An Nur: 31]
Wallahu a’lam
- Sparkling Life - 03/02/2025
- Semua Bukan Hanya Tentang Aku – Bagian 2 - 27/01/2025
- Lisan Manusia - 03/09/2024